Profile Facebook Twitter My Space Friendster Friendfeed You Tube
Kompas Tempo Detiknews
Google Yahoo MSN
Blue Sky Simple News Simple News R.1 Simple News R.2 Simple News R.3 Simple News R.4

Jumat, 18 November 2011 | 9:22 PM | 1 Comments

Broadcasting, Seleksi DJ di Sekolah


Assalm! Di kota saya tu ada penyeleksian OSIS Dj dan saya mengikutinya , lalu pertanyaan apa saja yang akan ditanyakan oleh penyiar radiao tersebut ? Rina Kusmalasari

Jawaban

Dalam buku Kamus Jurnalistik: Daftar Istilah Penting Jurnalistik Cetak, Radio, dan Televisi (Simbiosa Bandung, 2008) saya membahas istilah DJ sebagai berikut:
DJ – Disk Jokey. Perangkai lagu. Sebutan bagi orang yang mencampur (mixing) merangkai musik atau lagu dalam sebuah acara out door atau untuk pendengar radio.
Biasanya menggunakan sejumlah alat audio seperti mixer, tape deck, amplifier, headphone, graphic equalizer, multimedia seperti MP3, dan sound processor.
Ada tiga jenis DJ :
(a) Radio DJ –broadcaster atau penyiar radio (radio announcer) yang bekerja di sebuah stasiun radio;
(b) Club DJ –penyaji dan perangkai lagu di sebuah klub atau acara dansa; dan
(c) Mobile DJ –yang menyajikan  hiburan musik atau pembawa suasana meriah dalam sebuah pesta, misalnya resepsi pernikahan, pesta ulang tahun, dsb.
Untuk Radio DJ, lazimnya yang dites adalah teknik vokalisasi, kualitas suara, dan teknik siaran (gaya siaran), plus wawasan/pengetahuan isu aktual. Semoga membantu. Wasalam (www.romeltea.com).*
READMORE - Broadcasting, Seleksi DJ di Sekolah

Tips Penyiar Radio


Kamu penyiar radio atau temennya penyiar radio terus pengin jadi penyiar radio? Ketika akan memulai siaran radio. Jangan lupakan langkah-langkah berikut ini. Sederhana, namun menentukan kesuksesan siaranmu :
  1. Hadir di studio minimal 15 menit sebelum siaran. Cek semua perangkat siaran dengan ”mengintip” penyiar sebelum kamu. Barangkali ada masalah di mike, headphone, line telp, SMS, de el el? Cek juga barangkali ada materi siaran “titipan” dari PD atau dari bagian lain, termasuk adakah ”iklan baca” (adlibs)? Jika ada, pelajari, biar saat menyampaikan kepada pendengar, kamu sudah familiar betul dengan informasi tersebut.
  2. Sempatkan baca koran hari itu, jika belum baca; dan sempatkan cek berita terbaru di internet, buka situs berita online, dan cari berita terbaru, ter-up to date, bisa dari sumber manapun khususnya berkenaan dengan materi siaran. Usahakan cari dari beberapa sumber berbeda agar lebih banyak referensi. Anda adalah ”referensi” pendengar dalam hal info terbaru. Pendengar mengasumsikan radio adalah gudang info, selain gudang lagu, karenanya menjadi rujukan bagi ketersediaan info terbaru.
  3. Pastikan kamu rileks, tenang, tidak tegang, tidak gugup, juga tidak dalam kondisi tertekan. Jika agak gugup, tarik nafas. Lakukan teknik pernafasan dasar.
  4. Duduk senyaman mungkin di kursi siaran; cari posisi ternyaman; layaknya kamu bersiap untuk santap malam di sebuah kafe, resto, atau di rumah.
  5. Don’t slouch! Jangan duduk membungkuk! Tegak! Jangan sampai perut kamu tertekan. Jika sabuk kamu terlalu kencang, longgarkan. Bebaskan perut kamu biar suara diafragma keluar dengan baik. Duduk membungkuk dapat memengaruhi kualitas suara/vokal karena diafragma tertekan.
  6. Pastikan semua perangkat siaran berfungsi dengan baik; komputer, music player, dll. Jika kamu siaran setelah penyiar lain, biasanya kamu tenang-tenang saja, karena menganggap semuanya berjalan baik; everything is OK - unless they say different! 


sumber : romeltea.co.nr
READMORE - Tips Penyiar Radio

Sabtu, 01 Oktober 2011 | 9:21 PM | 0 Comments

Radio Komunitas: Karakter dan Program


RADIO Komunitas (Community Radio) termasuk lembaga penyiaran yang resmi diakui pemerintah berdasarkan UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, bersama tiga jenis lembaga penyiaran lainnya –lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, dan lembaga penyiaran berlangganan.
Radio Komunitas (RK) merupakan lembaga penyiaran yang bergerak di bidang pelayananan siaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, berdaya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya.

Yang dimaksud “komunitas” (community) adalah kelompok masyarakat di daerah atau wilayah tertentu secara geografis (geographical community), bukan komunitas profesi semisal komunitas wartawan, komunitas penggemar burung, dan sebagainya.
Per definisi, RK dipahami sebagai yakni radio yang dijalankan dalam komunitas, untuk komunitas, tentang komunitas, dan oleh komunitas” atau ringkasnya “dari, oleh, dan untuk komunitas”. A community radio station is one that is operated in the community, for the community, about the community, and by the community (Louie Tabing).
KARAKTERISTIK
RK menurut UU No. 32 tahun 2002 adalah lembaga penyiaran yang:
  1. Berbentuk badan hukum Indonesia
  2. Didirikan oleh komunitas tertentu
  3. Bersifat independen
  4. Tidak komersial
  5. Daya pancar rendah
  6. Luas jangkauan wilayah terbatas
  7. Melayani kepentingan komunitas.
  8. Tidak untuk mencari laba atau keuntungan atau tidak merupakan bagian perusahaan yang mencari keuntungan semata;
  9. Mendidik dan memajukan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan, dengan melaksanakan program acara yang meliputi budaya, pendidikan, dan informasi yang menggambarkan identitas bangsa.
  10. Tidak mewakili organisasi atau lembaga asing serta bukan komunitas internasional;
  11. Tidak terkait dengan organisasi terlarang;
  12. Tidak untuk kepentingan propaganda bagi kelompok atau golongan tertentu.
  13. Didirikan atas biaya yang diperoleh dari kontribusi komunitas tertentu
  14. Milik komunitas
  15. Dapat memperoleh sumber pembiayaan dari sumbangan, hibah, sponsor, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
  16. Dilarang menerima bantuan dana awal mendirikan dan dana operasional dari pihak asing.
  17. Dilarang melakukan siaran iklan dan/atau siaran komersial lainnya, kecuali iklan layanan masyarakat.

SYARAT PENDIRIAN

  1. Persetujuan tertulis dari paling sedikit 51% jumlah penduduk dewasa atau paling sedikit 250 (dua ratus lima puluh) orang dewasa dan dikuatkan dengan persetujuan tertulis aparat pemerintah setingkat kepala desa/lurah setempat.
  2. Didirikan oleh Warga Negara Indonesia, badan hukum korporasi/perkumpulan, atau lembaga penyiaran non-partisan, yang seluruh modalnya dari anggota komunitas dengan modal awal berasal dari 3 orang anggota atau lebih, dan tidak melibatkan warga negara asing sebagai pengurus.
  3. Sumber biaya harus berasal dari sumbangan, dan atau hibah, dan atau sponsor yang tidak mengikat
  4. Diselenggarakan dalam radius maksimal 2,5 km dan alokasi frekuensinya dibatasi.
  5. Isi siaran terdiri dari hiburan, seni, budaya, informasi, pendidikan, dan iklan layanan masyarakat.
  6. Tidak menyiarkan iklan komersil dan relai siaran yang terbatas (hanya pada acara tertentu, misalnya acara kenegaraan).
  7. Pemohon melakukan dengar pendapat dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), lalu mendapat rekomendasi kelayakan dari KPI yang akan dibawa pada forum dengar pendapat KPI dengan pemerintah.
  8. Izin lokasi penggunaan spektrum frekuensi radio oleh pemerintah atas usul KPI (yang mengeluarkan izin tetap pemerintah, yaitu Ditjen Postel).
Radio Komunitas saat ini hanya diperbolehkan beroperasi pada tiga kanal. Menurut ketentuan Kepmenhub No. 15 tahun 2002 dan No. 15A tahun 2003, RK hanya bisa berada di frekuensi: FM 107,7 Mhz; 107,8 Mhz; 107,9 Mhz, dengan jangkauan yang terbatas yaitu power maskimal 50 watt dan jangkauan layanan maksimal 2,5 km.
VISI & MISI
Visi dan misi RK disesuaikan dengan kondisi komunitas, namun umumnya komunitas –sebagaimana pendengar radio pada umumnya– memerlukan hiburan, informasi, sarana ekspresi, dan forum diskusi untu memahami dan mengatasi suatu masalah.
Selain itu, RK hendaknya mampu:
  1. Mempromosikan kreativitas (promotes creativity).
  2. Memberikan kontribusi bagi perluasan wawasan dan hubungan baik antar anggota komunitas.
  3. Kampanye standar perilaku sosial demi harmoni dan dinamisasi positif komunitas.
  4. Melakukan pengawasan sosial (social control) agar tidak ada perilaku melanggar hukum di antara anggota komunitas dan “abuse of power” di kalangan pemerintahan setempat.
  5. Menjembatani hubungan baik antara pemimpin dan warga.

PROGRAMMING

  1. Program-program siaran RK mengacu pada kepentingan atau kebutuhan komunitas.
  2. Dari sisi format dan tipe program, program siaran RK sama dengan program siaran radio pada umumnya, yakni siaran musik dan kata, seperti program siaran berita (news program), musik (music program), drama, talkshow, feature, dokumenter, majalah udara (air magazine), dan sebagainya.
  3. Dari sisi konten (isi), materi siaran RK bersifat lokal atau menekankan konten lokal (local contents). Ruang lingkup liputan atau isunya mengedepankan isu yang berkembang di masyarakat setempat.
  4. Dari sisi gaya siaran, penyiar dapat menggunakan bahasa lokal beserta dialek dan gaya bicara yang berlaku di komunitas. “There is a dominance of local language, color and personality in the manner in which programs are presented” (Louie Tabing).
TAHAPAN PROGRAMMING
  1. OBSERVASI. Lakukan penelitian untuk mengetahui apa yang disukai dan diinginkan oleh target pendengar (komunitas). Pengamatan ke lapangan serta wawancara dengan tokoh (opinion leader) dan warga masyarakat, misalnya melalui obrolan di warung kopi, pos ronda, atau tempat berkumpul warga lainnya. Tanyakan a.l. program siaran yang diminati dan jam siaran (waktu) yang tepat sehingga mayoritas warga dapat menyimak.
  2. RANCANG PROGRAM. Susun konsep program, memberi judul/nama, dan sosialisasikan  rencana penyiaran kepada pendengar.
  3. UJICOBA SIARAN. Penyiaran program selama dua hingga empat minggu lalu mengevaluasinya. Jika mendapat respon, maka program tersebut dilanjutkan, tetapi jika respon warga kurang baik, maka program dihentikan dan diganti dengan program lain berdasarkan observasi berikutnya. Bongkar pasang program bukan pantangan, pengelola dapat melakukannya secara fleksibel tergantung hasil kajian, observasi dan masukan dari warga.
  4. PRODUKSI SIARAN. Jadwal siaran, format clock, SDM penyiar, koleksi lagu, naskah, materi siaran, dana, dan penanggung jawab (produser) tiap paket siaran.
DESAIN PROGRAM
  1. Harian/Daily Program/Regular Program
  2. Mingguan/Weekly/Special Program
  3. Live
  4. Recorded/Delay
  5. TYPES:  (1) Music –request, chart, live music, chatshow artists, DJ Mix, etc. (2) News –package/news bulletin, insert, breaking news, feature, air magazine, documentary, phone-in/call-in, talkshow/chatshow, etc. (3) Advertisement –spot, adlibs, blocking time, talkshow, etc.
  6. STRUCTURE/FORMAT: Deskripsi, Visi, Misi, Target Audience, Target Iklan, Budget, SDM/Type of Announcer, Jenis Lagu, Materi Siaran/Informasi, Gaya Siaran (Style), Format Clock/Rundown, Elemen Pendukung: Tune, Script, Tools, etc.
  7. MUSIK PENDUKUNG: (1) Bumper — penanda singkat mengenai program, 2 – 15 detik. Saat dimulai/introduction (Bumper In), berakhir/thanks (Bumper Out). Isi: penjelasan singkat acara (brief announcement). (2) Jingle/Id’s Program – identitas program [musik, narasi, atau lagu], 15 – 30 detik. Isi: judul acara, nama radio, frekwensi. Diputar setelah break iklan sebelum lagu diputar.  (3) Musik/Lagu, (4) Sound Effect — tiruan bunyi binatang, manusia, suara alam, dll. (5) Backsound – musik latar. (6) Topik/tema –jika diperlukan, isi kekosongan tlp/sms. (7) Materi Kata –disiapkan script writer.
TIPS NASKAH SIARAN
Naskah siaran (radio script) dibutuhkan seorang penyiar agar program siaran berjalan sesuai dengan format dan durasi, utamanya agar pembicaraan penyiar tidak “ngelantur”.
Berikut ini panduan menyusun naskah siaran sekaligus format siaran yang baik:
  • Write, as you would speak. Be conversational. Tuliskan dalam bahasa tutur dengan gaya bahasa percakapan sehari-hari.
  • Don’t generalize. Be concrete. Illustrate. Give examples. Jangan menggeneralisasi. Harus konkret. Berikan ilustrasi dan contoh.
  • Provide a bold beginning, it keeps the listeners tuned. Awali dengan sesuatu yang menarik dan membuat penasaran pendengar agar mereka stay tuned.
  • Make a strong impressive ending. Buatlah penutup yang berkesan.
  • Use simple words, ideas and sentences. Gunakan kata-kata, ide, dan kalimat sederhana (mudah dimengerti).
  • The listener cannot look back and forth in a talk. Repetition is the essence of radio presentation. Ulang hal-hal penting.
  • You may forget grammar as long as you communicate clearly. Your ideas are your message, not your language. Tatabahasa boleh diabaikan, yang penting pesan yang disampaikan jelas. Ide Anda adalah pesan, bukan bahasa.
  • Be personal and informal. Use “I,” “You,” “Your.” Talk to a friend.
  • Write in the way that a good personal conversationalist would speak. Use your own experiences as examples.
  • Be accurate and precise.
  • Avoid technical terms foreign to the listener’s ear.
  • Avoid too many figures and statistics.
  • Be timely. Choose topics that are relevant to the needs and interest of the times. Write about events.
  • Be clear with your instructions.
  • Use familiar words and ideas.
  • Do not sermonize. Listeners are looking for entertainment.
REFERENSI
  • Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, Scriptwriter. Nuansa, Bandung, 2007.
  • Asep Syamsul M. Romli, Broadcast for Teen: Jadi Penyiar Itu Asyik Lho!. Nuansa, Bandung, 2008.
  • Asep Syamsul M. Romli, Dasar-Dasar Siaran Radio: Basic Announcing. Nuansa, Bandung, 2010.
  • UU No. 32 Thn. 2002 tentang Lembaga Penyiaran (UU Penyiaran)
  • Louie Tabing, How to Do Community Radio, A Primer for Community Radio Operators. UNESCO.
  • Masduki dkk. Radio Komunitas: Belajar dari Lapangan. World Bank, Maret 2007
  • Wikipedia
Buku Panduan Radio Komunitas (pdf file) dapat dibaca/didownload di link di bawah ini. Wasalam. (www.romeltea.com).*
READMORE - Radio Komunitas: Karakter dan Program

Voicing The Newscast: Tips Siaran Berita


Pembawa acara berita radio (newsperson) mesti kredibel, berwawasan luas, dan memiliki karakter suara berwibawa.
Cara terbaik untuk berlatih adalah dengan membaca berita dengan suara keras. Praktik ini sering untuk membantu Anda merasa nyaman dengan suara Anda sendiri.
Perhatikan:
  1. Pacing –“langkah suara” – terlalu cepat? Terlalu lambat? Tepat?
  2. Inflection (Infleksi) – “irama/nada suara” -apakah suara Anda hidup dan menarik, atau flat (datar) dan monoton?
  3. Concentration (Konsentrasi) – pastikan Anda memperhatikan setiap kata yang Anda katakan; fokus, pahami, sadari.
  4. Stumbling –“tersandung”. Jika menemukan kalimat yang tidak enak disampaikan, tulis ulang naskah hingga mendapatkan kalimat yang enak, mengalir, logis, dan dapat Anda sampaikan dengan baik.
Fisiologi
Untuk mengindari “sesak napas” dan air liur “berkumpul” dalam mulut Anda,  beberapa hal perlu diingat:
  1. Duduk tegak di kursi Anda. Jika membungkuk pasti membuat Anda cepat kehabisan nafas.
  2. Ambil nafas sebelum siaran.
  3. Lakukan relaksasi, rileks!
  4. Baca dan pahami naskah, beri tanda untuk jeda (ambil nafas), penekanan pada kata-kata tertentu.
  5. Anda harus tampak sedang berbicara, bukan membaca (spoken reading). Untuk itu, naskah harus dibuat dengan benar –menggunakan bahasa tutur dan dibantu sign-posting (tanda baca khusus).
  6. Jika mulut Anda mengumpulkan air liur, jangan takut menelannya. Tapi cobalah untuk tidak melakukannya di tengah-tengah cerita. Lakukan secara diam-diam.
  7. Ambil nafas pada awal setiap cerita.
Pengucapan (Pronounciation)
Ini soal kejelasan ucapan Anda. Diksi yang tepat itu penting dalam siaran berita. Mengucapkan atau melafakan kata-kata dengan benar membutuhkan konsentrasi. Salah satu aturan mutlak: selalu baca dan pahami naskah berita sebelum mengudara.
Periksa dan cek ulang penulisan nama dan tempat-tempat; pengucapannya yang benar. Jika perlu, tuliskan cara pengucapannya di dalam kurung di sampingnya, misalnya M-U (baca: EM-YU).
Ucapkan kata demi kata dengan jelas. Berikan penekanan pada setiap suku kata, tanpa berlebihan. Waspadalah! Penyiar berita (newscaster) yang lelah sering gagal mengucapkan kata-kata dengan jelas. Wasalam. (www.romeltea.com. Sumber: CJAM, University of Windsor Radio).*
READMORE - Voicing The Newscast: Tips Siaran Berita

Jurnalistik Radio: Sebuah Ikhtisar



Jurnalistik radio (radio journalism, broadcast journalism) adalah proses produksi berita dan penyebarluasannya melalui media radio siaran.
Jurnalistik radio adalah “bercerita” (storytelling), yakni menceritakan atau menuturkan sebuah peristiwa atau masalah, dengan gaya percakapan (conversational).
KARAKTERISTIK
  1. Auditif. untuk didengarkan, untuk telinga, untuk dibacakan atau disuarakan.
  2. Spoken Language. Menggunakan bahasa tutur atau kata-kata yang biasa diucapkan dalam obrolan sehari-hari (spoken words). Kata-kata yang dipilih mesti sama dengan kosakata pendengar biar langsung dimengerti.
  3. Sekilas. Tidak bisa diulang. Karenanya harus jelas, sederhana, dan sekali ucap langsung dimengerti.
  4. Global. Tidak detail, tidak rumit. Angka-angka dibulatkan, fakta-fakta diringkaskan.
PRINSIP PENULISAN
  1. ELF – Easy Listening Formula. Susunan kalimat yang jika diucapkan enak didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran pertama.
  2. KISS – Keep It Simple and Short. Hemat kata, tidak mengumbar kata. Menggunakan kalimat-kalimat pendek dan tidak rumit. Gunakan sesedikit mungkin kata sifat dan anak kalimat (adjectives).
  3. WTYT – Write The Way You Talk. Tuliskan sebagaimana diucapkan. Menulis untuk “disuarakan”, bukan untuk dibaca.
  4. Satu Kalimat Satu Nafas. Upayakan tidak ada anak kalimat. Sedapat mungkin tiap kalimat bisa disampaikan dalam satu nafas.
ELEMEN PEMBERITAAN
  1. News Gathering – pengumpulan bahan berita atau peliputan. Teknik reportase: wawancara, studi literatur, pengamatan langsung.
  2. News Production – penyusunan naskah, penentuan “kutipan wawancara” (sound bite), backsound, efek suara, dll.
  3. News Presentation – penyajian berita.
  4. News Order – urutan berita.
TEKNIS PENULISAN: PILIHAN KATA
  1. Spoken Words. Pilih kata-kata yang biasa diucapkan sehari-hari (spoken words), e.g. jam empat sore (16.00 WIB), 15-ribu rupiah (Rp 15.000), dll.
  2. Sign-Posting. Sebutkan jabatan, gelar, atau keterangan sebelum nama orang. Atribusi/predikat selalu mendahului nama, e.g. Ketua DPR –Agung Laksono— mengatakan…
  3. Stay away from quotes. Jangan gunakan kutipan langsung. Ubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, e.g. Ia mengatakan siap memimpin demo (“Saya siap memimpin demo,” katanya).
  4. Avoid abbreviation. Hindari singkatan atau akronim, tanpa menjelaskan kepanjangannya lebih dulu, e.g. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri –BEM UIN—Bandung menggelar… (Ketua BEM UIN Bandung –Fulan—mengatakan…).
  5. Subtle repetition. Ulangi secara halus fakta-fakta penting seperti pelaku atau nama untuk memudahkan pendengar memahami dan mengikuti alur cerita, e.g. Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono mengatakan… Menurut Presiden…. Kepala Negara juga menegaskan….
  6. Present Tense. Gunakan perspektif hari ini. Untuk unsur waktu gunakan kata-kata “kemarin”, “hari ini”, “besok”, “lusa”, bukan nama-nama hari (Senin s.d. Minggu). Mahasiswa UIN Bandung melakukan aksi demo hari ini… Besok mereka akan melanjutkan aksi protesnya…
  7. Angka. Satu angka (1-9) ditulis pengucapannya. Angka 1 ditulis “satu” dst. Lebih dari satu angka, ditulis angkanya. Angka 25 atau 345 jangan ditulis: duapuluh lima, tigaratus empatpuluh lima. Angka ratusan, ribuan, jutaan, dan milyaran, sebaiknya jangan gunakan nol, tapi ditulis: lima ratus, depalan ribu, 15-juta, 145-milyar.
  8. Mata uang. Ditulis pengucapannya di belakang angka, e.g. 600-ribu rupiah (Rp 600.000), 500-ribu dolar Amerika Serikat (US$ 50.000)
TANDA BACA KHUSUS
  1. Dash. tanda garis pisah (–) untuk sebelum nama atau kata penting atau butuh penekanan.
  2. Punctuation. Tanda Sengkang, yaitu tanda-tanda pemenggalan (-) untuk memudahkan pengucapan singkatan kata yang dieja. M-U-I, B-A-P, W-H-O, P-U-I, dsb
  3. Garis Miring. Jika perlu, gunakan garis miring satu (/) sebagai pengganti koma atau sebagai tanda jeda untuk ambil nafas, garis miring dua (//) untuk ganti titik, dan garis miring tiga (///) untuk akhir naskah.
Contoh:
Menjelang Pemilu 2009/ sedikitnya sudah 54 partai politik/ mendaftarkan diri ke Departemen Hukum dan HAM// Mereka akan diverifikasi untuk ikut Pemilu. Menurut pengamat politik –Arby Sanit/ banyaknya parpol itu menunjukkan animo elite untuk berkuasa masih tinggi///
PRODUK JURNALISTIK RADIO
  1. Copy – Berita pendek, durasi 15-20 detik. Biasanya berita penting, harus cepat diberitakan, disampaikan di sela-sela siaran (breaking news) atau program reguler insert berita (news insert) tiap menit 00 tiap jam misalnya. Berupa Straight News.
  2. Voicer – Laporan Reporter. Terdiri dari pengantar (cue) penyiar di studio dan laporan reporter di tempat kejadian, termasuk sound bite dan/atau live interview.
  3. Paket. Panjangnya 2-8 menit. Isinya paduan naskah berita, petikan wawancara (soundbite).
  4. Feature. Durasi 10-30 menit. Paduan antara berita, wawancara, ulasan redaksi, musik pendukung, dan rekaman suasana (wildtracking). Membahas tema tertentu yang mengandung unsur human interest. Bisa pula berupa dokumenter (documentary).
  5. Vox Pop. Singkatan dari vox populi (suara rakyat). Berisi rekaman suara opini masyarakat awam tentang suatu masalah atau peristiwa.
Cue: Menjelang Pemilu 2009, sedikitnya sudah 54 partai politik mendaftarkan diri ke Departemen Hukum dan HAM, guna diverifikasi sehingga bisa ikut Pemilu. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang banyaknya parpol tersebut, berikut ini petikan wawancara kami dengan beberapa warga masyarakat:
Sound Bite : 1. “Bagus lah, biar banyak pilihan…” 2. “Saya sih mau golpu aja, gak ada partai yang bagus sih menurut saya mah…” 3. “Saya akan setia pada parpol pilihan saya, tidak akan kepengaruh oleh parpol baru, belum tentu lebih bagus ka…” dst.
NEWS PROGRAM
  1. Buletin (Paket berita) – Berisi rangkaian berita-berita terkini (copy, straight news) –bidang ekonomi, politik, sosial, olahraga, dan sebagainya; lokal, regional, nasional, ataupun internasional. Durasi 30 menit atau lebih.Durasi bisa lebih lama jika diselingi lagu dan “basa-basi” siaran seperti biasa.
  2. News Insert – insert berita.Berisi info aktual berupa Straight News atau Voicer. Durasi 2-5 menit bergantung panjang-pendek dan banyak-tidaknya berita yang disajikan. Biasanya disajikan setiap jam tertentu. Bisa berupa breaking news, disampaikan penyiar secara khusus di sela-sela siaran non-berita.
  3. Majalah Udara — Berisi straight news, wawancara, dialog interaktif, feature pendek, dokumenter, dan sebagainya.
  4. Talkshow – Dialog interaktif atau wawancara langsung (live interview) di studio dengan narasumber, atau melalui telepon
REFERENSI: Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, dan Scriptwriter, Penerbit Nuansa Bandung, 2004; Imelda Reynolds (ed.), Pedoman Jurnalistik Radio, Internews Indonesia, 2000; JB Wahyudi, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Pustaka Utama Grafiti Jakarta, 1996; Torben Brandt dkk. (editor), Jurnalisme Radio: Sebuah Panduan Praktis, UNESCO Jakarta-Kedubes Denmark Jakarta 2001.
By ASM. Romli. Ikhtisar perkuliahan “Jurnalistik Radio” Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi & Dakwah UIN SGD Bandung. Http://www.romeltea.com
READMORE - Jurnalistik Radio: Sebuah Ikhtisar

Teknik Siaran Radio


“Keinginan saya adalah memberi informasi dan menghibur pendengar. Itu yang membuat saya tetap maju… Buat semua orang muda yang ingin meniti karier di radio: jangan pernah menyerah, jadilah diri Anda sendiri, jangan berusaha menjadi Larry King, dan bakat Anda akan keluar jika Anda orang baik!” (Larry King).


TEKNIK siaran hakikatnya adalah “seni berbicara” (art of talking) di depan mikrofon ruang siaran radio. Disebut juga ”Teknik DJ” (DJ’s technique) ketika penyiar harus memadukan pemutaran lagu dan pembicaran dalam sebuah program musik. 

Dalam program musik, tugas penyiar adalah mengisi link antarlagu yang diputar, misalnya dengan obrolan, membacakan SMS, menerima telepon (ngobrol dengan pendengar), memutarkan iklan, menyampaikan informasi, dan sebagainya.

Dalam program demikian, penyiar biasanya menggunakan teknik siaran berupa ”posting your vocal”, yakni seni berbicara (the art of talking) saat lagu sudah diputar, selama intro lagu, hingga vokal penyanyi terdengar –mulai bernyanyi. 

Ada dua kaidah atau prinsip dasar (basic prinsiple) siaran radio,
Yakni ”berbicara dengan seorang pendengar” dan ”senyum”.
1. Talk to One Person. Berbicara kepada seorang pendengar. Kaidah ini berbunyi: “Bayangkan Anda sedang berbicara pada ’seorang pendengar’ yang sekarang sedang duduk di hadapan Anda!”
2. Smile! Senyum. Kaidah ini berbunyi: Senyumlah! Meskipun Anda tidak bisa melihat orangnya, akan tetapi dari suaranya Anda akan bisa menduga apakah ia sedang tersenyum atau tidak. Cobalah membuktikannya dengan teman!”

Ada dua teknik siaran dan dengan teknik inilah umumnya seorang penyiar bekerja atau melaksanakan tugasnya, yakni teknik ad libitum (tanpa naskah) dan script reading (menggunakan naskah).
1. Ad Libitum. Teknik siaran dengan cara berbicara santai, enjoy, tanpa beban atau tanpa tekanan, sesuai dengan seleranya (ad libitum means to speak at pleasure, as one wishes, as one desires) dan tanpa naskah.
2. Script Reading. Teknik siaran dengan mengunakan atau membaca naskah siaran (script) yang sudah disusunnya sendiri atau dengan bantuan penulis naskah siaran (script writer).

  • Sediakan WAKTU LUANG, minimal 15 menit sebelum mengudara sudah ada di ruang siaran, untuk melakukan persiapan fisik, mental, dan materi siaran.
  • Pastikan diri merasa rileks dan nyaman.
  • Duduk dengan nyaman, tegak, dengan punggung yang tegak pula, dan jangan membungkuk –karena akan mempengaruhi kualitas suara diafragma.
  • Pastikan diri sudah menguasai materi siaran –naskah sudah di tangan, dipelajari isi, dan dibaca dengan suara!
  • Jika perlu, pergilah ke toilet!
  • Pastikan semua kelengkapan siaran berfungsi–pemancar, line telepon, lagu-lagu atau musik, headphone, spot iklan, dan sebagainya. “Jika Anda siaran setelah penyiar lain bertugas, Anda biasanya menduga segalanya berjalan OK –kecuali mereka mengatakan hal yang berbeda!” (www.romeltea.com. Sumber: Dasar-Dasar Siaran Radio: Basic Announcing, karya Asep Syamsul M. Romli. Penerbit: Nuansa Bandung, 2009).*
READMORE - Teknik Siaran Radio

Kiat Siaran Talkshow: Dialog Interaktif



ALKISAH, sore itu saya mendapat tugas sebagai host acara talkshow, chatshow, atau dialog interaktif. Narasumbernya dari PLN. Jelas, temanya soal kelistrikan, masak soal koalisi parpol? Saya pun bersiap diri. Datang ke studio sekitar 30 menit sebelum acara dimulai. Saya pelajari tema, susun daftar pertanyaan bareng produser, kenali narasumber (setidaknya nama dan jabatan, sekaligus “tes vokal”-nya), dan kesiapan perangkat siaran –memastikannya berfungsi dengan baik– seperti mike, line telepon, dan headphone buat saya dan narasumber.
Sesaat sebelum on air, saya minta kartu nama, biar jelas nama lengkapnya, juga menanyakan nama panggilannya, plus menanyakan ia ingin disapa apa di udara. Begitu dapat kartu nama, jabatan narasumber tertulis di situ: spv. cater. Saya konfirmasi: “Bapak sebagai Supervisor Cater? (Cater saya baca “Keiter”).” Yang dikonfirm malah tersenyum. “Wah, kang Romel ni Inggrisnya bagus banget. Bukan “keiter” kang, tapi CATER (baca: ca-ter). Itu kependekan dari ‘pencatat meteran’ kang…” Tawa pun lepas. Owh….hhhh ternyata cater = pencatat meteran. Ane pikir itu bahasa Inggris, dibaca “keiter”.

Nah, sodara-sodara, itulah sekilas gambaran apa yang mesti kita lakukan jika hendak menjadi host acara dialog interaktif atau talkshow. Kenali narasumber; namanya, nama panggilannya, cara mengucapkannya, jabatan dan cara mengucapkannya, dan sebagainya. Sekilas nampak sepele ya? Tidak, ini penting banget. Coba saja, kalo saya tidak konfirmasi soal “cater” itu, trus saya kemukakan di udara, sok Inggris banget ya, apa kata dunia….?

Selain itu, pelajari tema. Sore itu temanya “Hemat Listrik”. Targetnya, menyadarkan masyarakat tentang pentingnya berhemat listrik. Saya pun pelajari, tanyakan, apa yang mau disampaikan narasumber, maksud dan tujuan, atau gambaran materi secara keseluruhan. Saya pun susun pertanyaan, meskipun sudah tahu jawabannya, saya mewakili pendengar. Ya, kita harus berusaha mewakili pendengar yang belum tau apa-apa, tapi bukan berarti menganggap pendengar bodoh.
Ah, nanti deh saya bahas mendalam ya soal acara talkshow ini. Ringkasnya dulu aja ya:

1. Kenali narasumber, sekenal-kenalnya, bair akrab dan mereka/dia dan kita tidak nervous saat on air.
2. Pahami tema; gali informasi latar sebanyak mungkin, biar lancar kita ngobrolnya.
3. Susun pertanyaan. Ingat, jangan dalam bentuk pertanyaan, tapi kalimat singkat saja. Misal, cukup tulis di note kita: TUJUAN HEMAT LISTRIK, bukan “Apa tujuan berhemat listrik?”; ALASAN HARUS HEMAT, bukan “Mengapa masyarakat harus berhemat listrik?”
4. Kemukakan pertanyaan secara ringkas dan jelas. Ya, ringkas saja, jangan panjang-panjang. Saya, mungkin juga Anda, sering dibuat “kesal” oleh host acara talkshow yang nanyanya panjang banget, bahkan terkesan “ngegurui” narasumber; sok tahu ah… hehe.. So, to the point aja. Yang ngomong banyak biar narasumber, kecuali ada hal yang harus kita jelaskan dulu secara ringkas.
5. BERSAMBUNG deh. Wasalam. (www.romeltea.com).*
READMORE - Kiat Siaran Talkshow: Dialog Interaktif
 

Pengikut

Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by Herdiansyah Hamzah | Published by Jurnalborneo.com
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.